Dilihat dari perspektif pendidikan, dalam
masyarakat ada empat sumber masalah, yaitu :
- Rendahnya kesadaran multikultural.
- Penafsiran otonomi daerah yang masih lemah
- Kurangnya sikap kreatif dan produktif
- Rendahnya kesadaran moral dan hukum.
a.
Di pihak lain, konstruk masyarakat masa depan yang ditenggarai secara kuat
oleh semangat Bhineka Tunggal Ika yang benar, sistem sosial yang mengakar pada
masyarakat, ekonomi berorientasi pasar dengan perspektif global, serta perlunya
moralitas hukum yang dijunjung tinggi. Keempat hal tersebut mengiindikasikan
orientasi pembangunan yang mengutamakan kepentingan mayoritas yang berimplikasi
pada perlunya peningkatan SDM, peningkatan aktivitas sektor ekonomi,
pengembangan kreativitas dan produktivitas, dan pengembangan hati nurani.
Masyarakat Desa baru adalah masyarakat yang harus memiliki karakteristik
tersebut yang ditandai dengan menyatunya kepentingan masyarakat, dengan
kepentingan Desa, tentu saja untuk mewujudkan Masyarakat Desa yang demikian
sangat diperlukan strategi yang tepat untuk menyentuh aspek struktural dan
aspek kultural dan dinamika proses perkembangan masyarakat.
Fenomena pendidikan masyarakat desa, dewasa ini
memang tertinggal jauh dengan wilayah perkotaan. Penyebabnya adalah:
- Nilai budaya (gender, sosio-historis, nilai penjajah)
- keterbelakangan informasi
- kesadaran masyarakat desa sendiri terhadap pentingnya pendidikan
- Isolasi budaya
- Kesadaran kaum terdidik (berkaitan dengan reward yang diberikan kepada kaum terdidik agar mendidik di desa)
a
Sebenarnya desa merupakan investasi yang menarik
untuk sektor pendidikan, karena :
- Mutu SDM Indonesia dapat menjangkau jumlah desa di Indonesia
- Nilai politis (penjajahan intelektual)
- Input masyarakat desa (fisik & gizi)
- Perkembangan desa (sekarang menjadi sentra industri)
- Keadilan distributif (pajak pendidikan)
- Nilai ekonomis (tenaga kerja yang murah)
.
Menciptakan pendidikan masyarakat desa yang
berkualitas dengan cara ;
- sistem layanan dan manajemen pendidikan yang merata (socio-blind)
- pembangunan sarana dan prasarana (akses jalan, jembatan dan gedung sekolah, telepon, listrik, internet)
- Kesiapan mentalitas dan kompetensi pendidik (perlu dievaluasi)
- Penghargaan terhadap pendidik
- Undang-undang pendidikan yang adil (subsidi biaya pendidikan)
a
Berikut ini potensi penduduk Desa Gegesik Kidul
yang merupakan asset yang dapat diberdayakan secara optimal untuk tujuan
bersama yang telah ditetapkan.
PENDIDIKAN PENDUDUK USIA 15 TAHUN KE ATAS
DESA GEGESIK KIDUL
Jumlah Penduduk Usia 15
Tahun Ke Atas
|
Tahun 2012
|
Tahun 2013
|
Jumlah penduduk buta huruf
|
32
|
13
|
Jumlah penduduk tidak tamat SD/Sederajat
|
614
|
566
|
Jumlah penduduk tamat SD/Sederajat
|
918
|
811
|
Jumlah penduduk tamat SLTP/Sederajat
|
1234
|
1325
|
Jumlah penduduk tamat SLTA/Sederajat
|
1106
|
1195
|
Jumlah penduduk tamat D-1
|
15
|
18
|
Jumlah Penduduk tamat D-2
|
28
|
31
|
Jumlah penduduk tamat D-3
|
31
|
31
|
Jumlah
penduduk tamat S-1
|
145
|
149
|
Jumlah
penduduk tamat S-2
|
3
|
4
|
Jumlah
penduduk tamat S-3
|
-
|
-
|
JUMLAH PENDUDUK
BERDASARKAN CAPAIAN PROGRAM WAJIB BELAJAR 9 TAHUN
DESA GEGESIK KIDUL
Jumlah penduduk
Berdasarkan Capaian Program Wajib Belajar 9 Tahun
|
Tahun 2012
|
Tahun 2013
|
Jumlah Penduduk usia 7- 15 tahun
|
753
|
734
|
Jumlah Penduduk usia 7- 15 tahun (masih sekolah)
|
751
|
733
|
Jumlah penduduk usia 7- 15 tahun putus sekolah
|
2
|
1
|
JUMLAH PRASARANA PENDIDIKAN
DESA GEGESIK KIDUL
Jumlah Prasarana
Pendidikan
|
Tahun 2012
|
Tahun 2013
|
Jumlah SLTA/Sederajat
|
1
|
2
|
Jumlah SLTP/Sederajat
|
0
|
0
|
JumlahSD/Sederajat
|
3
|
4
|
Lembaga Pendidikan agama
|
3
|
4
|
Lembaga pendidikan lain (Kursus/sejenisnya)
|
1
|
1
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar